Love Me Love You

Rabu, 16 Mei 2012



Review Micro Teaching


Group Member

              10036Melva Safira
              10037Karin Natalia
              10051 Deepraj KaurSandhu
              10062 Raja Maspin
              10071Yulian Astri


   1. Salah satu anggota kelompok kami, Muhammad Fadly, tidak hadir present dasi dan tidak turut aktif dalam pelaksanaan micro teaching karena dia memang sibuk dengan kegiatan organisasi di luar walaupun kami sudah mengkonfirm tugas kepadanya. Untuk masalah memposting tugas pelaksanaan micro teaching, memang kelompok tidak memberi kabar atau mengingatkan untuk memposting karena menurut kelompok bu Dina telah memberitahukan hal tersebut di facebook MK Paedagogi 2012 sehingga menurut kelompok seharusnya Fadly sebagai mahasiswa memiliki kesadaran diri untuk mengerjakan tugas.
  
 2. Ketidaksinkronan antara action plan dengan laporan pelaksanaannya adalah:

Ada beberapa hal yang tidak sinkron antara Action Plan dengan proses Micro Teaching. Pertama adalah rencana kegiatan. Dalam Action Plan urutan rencana kegiatan, sesudah perkenalan diri adalah bernyayi bersama-sama, tapi dalam hasil akhir, bernyayi merupakan kegiatan yang dilakkan mendekati penghujung acara.
Kedua, tanggal yang ada di action Plan tidak kongruen dengan tanggal perencanaan. Misalnya tanggal Kegiatan Micro Teaching tidak sesuai dengan action plan. Selain itu kelompok memposting hasil laporan Micro Teaching dengan rentang waktu yang berbeda jauh dengan Action Plan. Jadi, ketidak sesuain antara waktu yang direncanakan tidak sesuai dengan laporan yang dibuat.

   3. Proses pelaksanaan kurang dijabarkan pada laporan kegiatan.

Berikut penjabaran kegiatan yang dilaksanakan selama micro teaching.
a)      Perkenalan diri
Pada awalnya kelompok memperkenalkan nama masing-masing dan memperkenalkan diri bahwa kelompok berasal dari fakultas psikologi USU. Setelah memperkenalkan diri, lalu karena kelompok memandang dalam satu kelas terdiri dari 18 orang dengan satu fasilitator terlalu besar untuk proses micro teaching, kelompok langsung memecahkan anggota dimana satu fasilitator memfasilitasi 5 anak. Setelah kelompok memecahkan anggota, proses menggambar pun dimulai
b)      Menggambar
Proses menggambar dimulai dengan kelompok membagikan pensil warna dan kertas HVS A4 pada tiap anak. Pada tahap menggambar, kelompok merencanakan anak dibiarkan secara kreatif untuk menggambar sesuai dengan kemauan dan imajinasi mereka. Akan tetapi pada kenyataannya di lapangan, anak-anak tidak terbiasa untuk berkreatif secara bebas. Mereka terbiasa diarahkan oleh guru untuk melakukan sesuatu (teacher-centered). Mereka malah bingung ketika diberikan instruksi untuk menggambar secara bebas. Sehingga pada akhirnya kelompok memutuskan untuk mengarahkan anak menggambar ikan dengan memberikan contoh di papan tulis. Tugas fasilitator disini adalah memperjelas bagian-bagian yang ada pada ikan. Banyak anak-anak yang tidak mengerti apa komposisi dari gambar ikan (sisik, sirip, ekor, mata, dll). Setelah proses menggambar, gambar tersebut dikumpulkan dan memberikan pujian terhadap effort  anak (didokumentasikan dalam bentuk foto). Setelah tahap ini, dilanjutkan ke tahap melipat origami.
c)      Melipat origami
Kelompok membagikan kertas origami masing-masing anak sebanyak 2 lembar (satu untuk melipat, satu untuk cadangan kalau salah melipat). Sama seperti tahap menggambar, pada perencanaan melipat origami seharusnya anak melipat secara kreatif sesuai dengan keinginan mereka. Namun lagi-lagi anak harus diarahkan untuk melipat bentuk apa sehingga kelompok memutuskan untuk melipat origami berbentuk baju. Setelah proses ini selesai, hasil melipat origami tidak dikumpul oleh fasilitator agar menjadi kenag-kenangan bagi anak. Setelah tahap ini langsung masuk ke tahap kuis perbendaharaan kata bahasa inggris.
d)      Kuis  perbendaharaan bahasa inggris
Kelompok merefreshing anak-anak yang telah lelah mengikuti kegiatan dengan memberikan kuis perbedaharaan kata. Contohnya: Adik adikkkk.... siapa yang tau bahasa indonesianya orangeeeeee?? Ketika ada anak yang berhasil menjawab pertanyaan, kelompok memberikan reward berupa makanan ringan chocolatos. Tetapi karena hampir semua anak mampu menjawab, kelompok akhirnya membagi reward sama rata kepada setiap anak. Setelah pembagian reward dilanjutkan pada tahap bernyanyi.
e)      Bernyanyi
Tahap bernyanyi merupakan proses closing dari micro teaching kelompok. Kelompok memberikan tantangan pada anak dengan bertanya “siapa yang berani bernyanyi di depaaaann?”.  Ternyata ada seorang anak yang berani untuk memimpin nyanyian di depan kelas. Setelah bernyanyi sebanyak dua lagu kelompok pamit diri pada anak lalu melakukan sesi foto bersama.

   4. Tujuan dan manfaat

Tujuan dan manfaat micro teaching yang dibuat kelompok sebenarnya adalah tujuan dan pedagogi. Jadi kelompok melakukan kesalahan dengan menyamakan tujuan Pedagogi dengan tujuan micro teaching. Sehingga, kesimpulan tersebut terlalu umum, dan menjadi kurang tepat dengan tujuan pada sekolah TK tersebut. Jadi pada akhirnya, tidak sesuai antara hasil yang di peroleh dalam proses micro teaching dengan tujuan penelitian yang sebelumnya direncanakan oleh kelompok. Tujuan dan Manfaat tersebut akan terkesan janggal bagi orang yang membaca dan melihat nya, karena terkesan tidak sesuai dengan keadaan di TK tersebut.

Kamis, 03 Mei 2012

Tastemoni VS Problem

Tastemoni Kelompok
Penerapan Micro Teaching menurut kelompok merupakan salah satu hal yang bagus karena dengan adanya kegiatan tersebut dapat menambah pengalaman bagi anggota kelompok dalam memahami pengaplikasian Pedagogi. Biasanya kelompok hanya belajar teori, tetapi dengan adanya praktik lapangan langsung, anggota kelompok dapat memperoleh pemahaman yang lebih mengenai apa sih sebenarnya seni mengajar itu.
Selain itu, menurut saya sendiri, dengan diterapkannya proses Micro Teaching tersebut, anggota kelompok dapat melakukan pendekatan kepada adik-adik di TK yang dikunjungi, serta bisa lebih mengerti bagaimana kehidupan di TK serta bagaimana metode belajar yang baik untuk anak di TK tersebut. Tetapi masih ada yang menurut saya lebih penting. Dengan diterapkannya proses inihal yang saya dapatkan adalah kebersamaan. Dalam proses ini, bersama-sama pergi ke sekolah, bersama-sama melakukan pendekatan kepada adik-adik, bersama-sama merasakan lelah dan capek, merupakan hal yang menyenangkan. Jadi program ini bukan saja memberikan efek menambah wawasan, melainkan juga memberikan manfaat personal bagi tiap-tiap individu.

Group Problem
      Adapun masalah yang dihadapi ketika mengerjakan tugas tersebut adalah :
  1. Masalah pertama sekali muncul ketika pemilihan sekolah, yaitu SD. Tapi kelompok mengalami penolakan, jadi harus mencari sekolah yang lain.
  2. Adanya konflik antar anggota kelompok ketika ingin melakukan psotingan Blog
  3. Kelompok kesulitan dalam memproses video pada awalnya karena video yang terlanjur besa
  4. Selebihnya tidak ada masalah dalam proses nya.
Phoenix Rises
Reza Yoga Pratama
10-027